Menjalin Komunikasi & Informasi

Penajam Paser Utara

Komunikasi Lemah, Hasil Panen Petani PPU Belum Terekam Optimal

PPU – Di tengah bergulirnya masa panen kedua di sejumlah wilayah Penajam Paser Utara (PPU), perhatian terhadap kinerja sektor pertanian kembali disuarakan anggota DPRD PPU, Haryono. 

Ia menyoroti minimnya evaluasi dan pemantauan langsung dari instansi teknis terhadap hasil pertanian, khususnya yang berkaitan dengan kualitas panen kedua. 

Menurutnya, tanpa evaluasi yang terencana dan berkala, pemerintah daerah tidak akan bisa mengetahui dengan pasti sejauh mana produktivitas petani dan kualitas pangan yang dihasilkan.

“Sampai hari ini, kita belum melihat langsung hasil panen terhadap hasil di masa panen kedua ini,” kata Haryono.

Ia menekankan bahwa keberhasilan musim panen, terlebih di masa tanam kedua, tidak bisa dilepaskan dari dukungan teknis dan komunikasi aktif antara pemerintah dan kelompok tani. Namun yang terjadi di lapangan, menurut Haryono, justru menunjukkan kurangnya keterlibatan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam memantau dan menindaklanjuti situasi yang dihadapi petani.

“Tetapi yang jelas, teman-teman OPD ini mestinya menjalin komunikasi dan memberikan respons terhadap situasi dan kondisi teman-teman kelompok petani kita,” ujarnya.

Menurut Haryono, komunikasi yang dimaksud tidak hanya sebatas koordinasi administratif, melainkan keterlibatan aktif dalam mengawal proses budidaya, distribusi bibit, perawatan tanaman, hingga pascapanen. Pemerintah daerah, dalam hal ini dinas terkait, seharusnya turun langsung ke lapangan dan berdialog dengan kelompok tani untuk memahami secara menyeluruh persoalan yang mereka hadapi.

Tanpa monitoring dan evaluasi menyeluruh, kata Haryono, upaya pembangunan sektor pertanian tidak akan efektif. Evaluasi diperlukan untuk mengukur efektivitas program pemerintah, sekaligus menjadi dasar penyusunan kebijakan yang lebih akurat.

“Evaluasi secara berkala juga harus dilakukan, dan itu sangat penting,” tegasnya.

Ia menambahkan, evaluasi juga dibutuhkan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil panen—baik dari sisi kualitas bibit, kondisi lahan, kecukupan pupuk, hingga perawatan yang dilakukan petani. Semua elemen tersebut menurutnya adalah bagian dari parameter penting dalam menilai keberhasilan atau kegagalan musim panen.

“Bagaimana itu bisa ketahui hasil produksi dari petani kita kalau kita enggak pernah melakukan monitoring dan evaluasi terkait masalah bibit dan lahan, kualitas perawatan dan lainnya,” lanjut Haryono.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa keberhasilan panen bukan sekadar soal kuantitas, tapi juga kualitas pangan. Evaluasi rutin, terutama di masa panen kedua, akan membantu pemerintah dalam merumuskan strategi jangka panjang untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah. 

Menurutnya, kualitas hasil tani yang baik hanya bisa dicapai jika ada perhatian dan pendampingan yang konsisten dari pemerintah kepada petani.

“Itu juga kan menjadi parameter untuk melihat kualitas pangan kita bagaimana,” tutupnya. (CBA/ADV DPRD PPU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *