Pembangunan IKN Harus Diimbangi Pelestarian Budaya Lokal

Anggota DPRD PPU Jamaluddin
PPU–Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Jamaluddin, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terhadap budaya masyarakat lokal. Ia menyoroti potensi tergerusnya bahasa daerah, tradisi, serta kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat setempat.
“Transformasi dari wilayah desa menjadi kawasan perkotaan akan membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat. Bahasa, logat, dan budaya bisa bergeser jika tidak diantisipasi sejak dini,” ujar Jamaluddin kepada awak media, baru-baru ini.
Jamaluddin menilai perubahan status wilayah akibat pembangunan IKN tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga sosial dan budaya. Oleh karena itu, pelestarian nilai-nilai lokal harus menjadi perhatian bersama semua pihak.
Meski demikian, ia memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah yang telah menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang pelestarian kearifan lokal. Menurutnya, secara legal, budaya lokal sudah memiliki payung hukum, namun tantangan terbesar terletak pada implementasi dan partisipasi aktif masyarakat.
“Tinggal bagaimana kita menjaga dan melestarikannya. Pemerintah memang sudah punya regulasi, tapi ini tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Salah satu aspek penting yang menjadi perhatian Jamaluddin adalah keberadaan bahasa daerah, seperti bahasa Paser. Ia menyebutkan bahwa pelestarian bahasa ibu sudah mulai diupayakan melalui integrasi dalam kurikulum pendidikan. Namun, ia berharap upaya ini diperkuat agar generasi muda tidak kehilangan jati diri budayanya.
“Kalau tidak dimulai dari sekarang, kita bisa kehilangan bahasa ibu. Harapannya, kurikulum ini bisa dijalankan secara efektif di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Jamaluddin mengajak seluruh elemen masyarakat di PPU untuk bersinergi dalam menjaga warisan budaya di tengah arus urbanisasi dan pembangunan IKN yang semakin masif.(aji)