Wabup PPU Abdul Waris Sidak Pasar Nenang, Tegaskan Prioritas untuk Pedagang Lokal

PPU – Suasana pasar tradisional di Kelurahan Nenang, Penajam Paser Utara (PPU), berubah ramai pada Senin, 21 April 2025, saat Wakil Bupati Abdul Waris Muin datang melakukan kunjungan mendadak. Tak hanya sekadar inspeksi, Waris turun langsung menyapa pedagang satu per satu, mendengarkan keluhan mereka, dan menguatkan komitmen untuk membenahi pengelolaan pasar agar lebih tertib, bersih, dan berpihak pada warga lokal.
Dalam dialog santai bersama para pedagang, Abdul Waris menanyakan sudah berapa lama mereka menempati kios di pasar tersebut. Seorang pedagang mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun berjualan, tidak pernah ada pungutan liar yang membebani.
Terkait tarif sewa kios yang naik dari Rp45 ribu menjadi Rp60 ribu per bulan, Waris menyampaikan bahwa kenaikan itu masih wajar dan dapat dimaklumi.
“Naik sedikit nggak apa-apa. Pemerintah juga sudah bantu, paling tidak sekitar lima belas ribu untuk menambah fasilitas. Yang penting jelas, sesuai kuitansi,” ucap Abdul Waris.
Selain soal tarif, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban pasar. Menurutnya, kenyamanan lingkungan pasar akan berdampak langsung pada semangat pembeli dan kelangsungan usaha pedagang.
“Kalau tempatnya kumuh, jalanan semrawut, pembeli juga risih. Tapi kalau tertata rapi, orang datang belanja jadi senang, dan pedagang pun ikut senang,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Waris menyoroti keberadaan kios-kios kosong yang tidak lagi aktif. Ia menegaskan bahwa kios yang tidak digunakan akan dibongkar dan dialihkan kepada pedagang yang benar-benar membutuhkan, dengan prioritas kepada warga lokal.
“Kalau tidak digunakan, lebih baik dibongkar saja. Banyak yang ingin jualan tapi tidak punya tempat. Kita prioritaskan untuk warga kita sendiri, khususnya yang punya KTP Penajam,” tegasnya.
Waris juga mengkritisi banyaknya kios yang dimiliki oleh pedagang luar daerah seperti Balikpapan, namun tidak aktif berjualan.
“Kalau sudah berbulan-bulan tidak dipakai, apalagi pemiliknya dari luar daerah, ya sudah, kita berikan ke orang Penajam. Kita ini bukan tidak ingin Penajam ramai, tapi harus jelas manfaatnya untuk masyarakat lokal,”tuturnya.
Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perputaran ekonomi yang justru menguntungkan pihak luar tanpa kontribusi berarti bagi daerah.
“Kalau orang luar cuma bawa kotorannya ke sini, terus uangnya dibawa keluar, kita dirugikan. Kita harus utamakan yang benar-benar warga kita,” katanya.
Menjaga keadilan di pasar rakyat, Waris menegaskan seluruh pedagang harus merasa aman dan terlindungi. Ia membuka pintu selebar-lebarnya bagi laporan masyarakat yang merasa dirugikan oleh oknum petugas.
“Kalau ada yang merasa dizalimi, silakan lapor ke saya. Datang ke kantor, cari Pak Waris. Kami akan tindak siapa pun yang menyalahgunakan wewenang,” tandasnya.
Menutup kunjungan, Abdul Waris kembali mengingatkan pentingnya mengembalikan fungsi pasar sebagai milik rakyat yang sesungguhnya.
“Yang penting itu satu: bagaimana orang senang, kita juga senang. Jangan sampai kita sibuk memberdayakan orang luar, sementara warga sendiri tidak terakomodasi. Ini pasar rakyat, harus kembali ke rakyat,” pungkasnya. (CBA/ADV DISKOMINFO PPU)