Menjalin Komunikasi & Informasi

Penajam Paser Utara

Produksi Perikanan Tangkap PPU Surplus, Tapi Tiga Kendala Ini Terus Mengintai

PPU – Kinerja sektor perikanan tangkap di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan grafik positif sepanjang 2024. Namun, capaian surplus itu tidak serta-merta menandakan bahwa permasalahan di sektor ini telah tuntas. Justru sebaliknya, sejumlah persoalan klasik tetap menjadi batu sandungan yang belum juga terurai secara menyeluruh.

“Meski surplus, kendalanya sama seperti tahun lalu, yaitu cuaca, permodalan, dan SDM yang paling berpengaruh,” ujar Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan PPU, Lomo Sabani.

Menurut Lomo, tantangan cuaca ekstrem yang tak menentu terus menjadi momok utama bagi nelayan. Angin kencang dan gelombang tinggi di musim-musim tertentu membuat aktivitas melaut terganggu dan bahkan berisiko tinggi bagi keselamatan nelayan.

Tak hanya itu, sebagian besar nelayan di PPU juga masih terkendala permodalan untuk meningkatkan armada tangkap atau membeli alat tangkap yang lebih modern.

Di sisi lain, rendahnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Banyak nelayan belum mampu mengelola hasil tangkapan secara optimal atau bahkan belum memiliki akses informasi tentang pasar, teknologi, maupun kelembagaan yang mendukung.

“Nah, makanya upaya dari kita yah ikutkan sosialisasi atau bimtek, atau mungkin kita membantu pembinaan kelompok mereka,” ujar Lomo.

Pola pembinaan yang diterapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan menyasar pembentukan kelompok-kelompok nelayan yang berkelanjutan. Tujuannya tak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan kemandirian di tingkat akar rumput.

“Jadi kita bina dari kelompok pemula naik menjadi kelompok madya. Nah, yang tadinya hanya menerima bantuan menjadi kelompok yang bertahan sendiri tanpa bantuan atau mandiri,” tambahnya.

Skema pembinaan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pemerintah. Kelompok madya yang berhasil akan menjadi contoh bagi komunitas nelayan lainnya, bahwa lewat penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas, keberlangsungan usaha perikanan bisa dicapai tanpa harus terus-menerus mengandalkan program bantuan.(CBA/ADV DISKOMINFO PPU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *