DPRD Nilai Potensi Retribusi Parkir Masih Belum Maksimal di PPU

PPU – Ketertiban parkir dan optimalisasi pendapatan dari sektor retribusi parkir masih menjadi tantangan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Anggota Komisi III DPRD PPU, Jhon Kenedy, menilai potensi pendapatan daerah dari sektor ini sebenarnya cukup menjanjikan, terutama jika dikelola secara sistematis dan ditopang oleh sarana yang memadai. Namun, sejauh ini, realisasinya masih jauh dari harapan.
“Kalau dikelola, sebenarnya tergantung jumlah penduduk dan kendaraan juga. Itu kan menentukan,” ujar Jhon ketika membahas prospek pengembangan retribusi parkir di wilayah PPU.
Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan pengelolaan parkir terletak pada kepadatan penduduk dan intensitas lalu lintas. PPU yang wilayahnya masih tergolong tersebar dan belum padat penduduk, kata dia, membuat pengembangan zona parkir belum sepenuhnya potensial.
“Kalau PPU ini kan daerahnya masih tersebar-sebar, kalau PPU ini saya rasa belum terlalu maksimal,” imbuhnya.
Meski demikian, ia tidak menampik bahwa ada sejumlah titik yang sebenarnya memiliki prospek besar jika dikelola secara serius. Kawasan Pelabuhan Ferry, dermaga speed boat, dan pasar-pasar tradisional disebut sebagai lokasi paling potensial untuk menghasilkan retribusi parkir yang stabil bagi daerah.
“Misalnya di Pelabuhan Ferry, Speed Boat dan Pasar itu paling berpeluang kalau itu dikelola secara baik,” tegas Jhon.
Namun, kembali lagi, tantangan utamanya ada pada kesiapan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur dasar. Tanpa zona parkir yang ditetapkan dan fasilitas pendukung, pemerintah akan kesulitan menertibkan sekaligus memungut retribusi secara sah.
Hal ini membuka ruang tumbuhnya parkir liar atau bahkan praktik parkir yang dikelola secara pribadi tanpa kontribusi pada PAD.
“Tetapi sarananya, pemerintah harus sediakan fasilitasnya. Kalau seandainya pemerintah tidak punya zona parkir, kan kita sulit juga. Jadi akhirnya muncul tempat parkir pribadi,” jelasnya. (CBA/ADV DPRD PPU)